Aerodactyl bergerak lebih cepat daripada motor para preman. Sehingga Axel dan Shanna dapat melihat jelas para preman bermotor itu yang berbelok ke arah dermaga Castelia yang paling ujung.
"Aerodactyl, terbanglah ke ujung dermaga," ucap Axel dan Aerodactylpun berbelok terbang melintas di atas air, jalan pintas.
"Aerodactyl, terbanglah ke ujung dermaga," ucap Axel dan Aerodactylpun berbelok terbang melintas di atas air, jalan pintas.
Aerodactyl mendarat 10 meter di depan preman bermotor itu. Aerodactyl mengepakkan sayapnya dan membuat angin kencang yang menyebabkan motor para preman oleng. Mereka berhenti, lalu turun dari motor mereka.
"Hei kembalikan tasku!" Shanna berteriak.
"Tidak akann, gadis maniss..." jawab preman bertubuh paling besar, bos mereka. "Hei kauu, siapkann motorboatt kita," ia berbicara kepada preman lain.
"Ya, bos!"
"Sepertinya mereka akan kabur dengan motorboat itu," ucap Axel.
"Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi!!!" Shanna kembali berteriak dan berlari ke arah motorboat.
"Lucu ssekali gadiss itu," bos preman menyeringai. "Keluarlahh Gyaradosss!"
Seekor Gyarados yang terlihat mengerikan dengan luka-luka di wajahnya, menghadang jalan Shanna. Shanna melonjak kaget, dan seketika refleks menendang perut Gyarados itu dengan gerakan karate. Gyaradospun mengerang kesakitan.
"Mengesankan," gumam Axel. "Yah, mau bagaimana lagi. Gengar, keluarlah!"
Tiba-tiba seorang preman lain, sudah berada tak jauh di depan Axel. "Kau ingin menolong pacarmu, hah? Lewati aku dulu!"
" Keluarlah.. Crawdaunt dan Barboach!"
"Eeh? Ngomong apa preman ini. Dia bukan pacarku." bibir Axel tersungging.
"Aerodactyl, Gengar, bersiaplah.."
"Hei kembalikan tasku!" Shanna berteriak.
"Tidak akann, gadis maniss..." jawab preman bertubuh paling besar, bos mereka. "Hei kauu, siapkann motorboatt kita," ia berbicara kepada preman lain.
"Ya, bos!"
"Sepertinya mereka akan kabur dengan motorboat itu," ucap Axel.
"Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi!!!" Shanna kembali berteriak dan berlari ke arah motorboat.
"Lucu ssekali gadiss itu," bos preman menyeringai. "Keluarlahh Gyaradosss!"
Seekor Gyarados yang terlihat mengerikan dengan luka-luka di wajahnya, menghadang jalan Shanna. Shanna melonjak kaget, dan seketika refleks menendang perut Gyarados itu dengan gerakan karate. Gyaradospun mengerang kesakitan.
"Mengesankan," gumam Axel. "Yah, mau bagaimana lagi. Gengar, keluarlah!"
Tiba-tiba seorang preman lain, sudah berada tak jauh di depan Axel. "Kau ingin menolong pacarmu, hah? Lewati aku dulu!"
" Keluarlah.. Crawdaunt dan Barboach!"
"Eeh? Ngomong apa preman ini. Dia bukan pacarku." bibir Axel tersungging.
"Aerodactyl, Gengar, bersiaplah.."
"Sudah siap, bocah berkacamata?"
Axel menyerang dengan tiba-tiba dan sangat cepat. Tanah bergetar hebat dan listrik kuat menyambar. Barboach dan Crawdaunt jatuh tak berdaya.
Preman itupun terhenyak kaget. Ia tidak menyangka kedua Pokemonnya akan dikalahkan secepat ini.
"A.. Apa-apaan ini?! Pokemon macam apa itu?! Siaaaal!"
"Lain kali tidak usah bertanya apakah aku sudah siap." ucap Axel.
***
Bos preman yang melihat kekalahan anak buahnya itupun mengumpat.
"Dasarr tidak berrgunna! Hahh! Gyaradosss mengamukklahh! Hyddro Pumpp ke arahh mereka semuaa!"
Gyarados milik bos preman menggila. Air yang sangat deras diarahkannya kemana-mana.
"Shanna! Awas!"
Hydro Pump Gyarados meluncur ke arah Shanna. Dari jarak sedekat itu Shanna tidak mungkin menghindar dari serangan air Gyarados yang dahsyat itu.
Belum sempat serangan itu mengenai Shanna, Gyarados sudah tersapu oleh ombak yang tiba-tiba menghantam dari sebelahnya dan membuat ia tecebur ke air laut. Shanna selamat, hanya sedikit basah di sepatu sportnya. Semua mata disana kini mengarah ke sumber ombak dahsyat yang telah merobohkan Gyarados. Dari dalam air laut yang tak jauh dari dermaga, perlahan-lahan muncullah sosok Pokemon berwarna biru yang lama-kelamaan terlihat sangat besar. Semua terkejut dan menyadari seekor Wailord raksasa berada di depan mata mereka. Namun Wailord itu tak bergerak, hanya terdiam mengapung.
"Hahh, rakksassa! Sepertinya kita haruss pergi sekarangg! Motorboat sudah siapp?!"
"Sudah, bos!"
Dengan cepat para preman berlari lalu menaiki masing-masing motorboat mereka dan terdengar mesin menyala. Wailord raksasa tetap terdiam.
"Hei...!! Jangan pergiii...!" Shanna menyentak.
"Wailord!" terdengar suara seorang laki-laki yang mampu membuat Wailord sedikit bergerak.
"Surf!!"
Wailord menggerak-gerakkan ekornya lalu muncul ombak besar dari belakang tubuhnya. Ombak besar itu seketika menghantam motorboat para preman dan menjatuhkan mereka ke air.
Beberapa polisi tiba-tiba datang dan mulai menangkap para preman yang terlihat sudah tidak berdaya di permukaan air. Di belakang mereka terlihat seorang laki-laki yang tersenyum pada Wailord.
Axel dan Shanna mendekatinya.
"Oh, kau.." Axel mengenalinya dan mulai menyapa.
"Eeh.. Axel? Kamu yang tadi menolongku? Namaku Kavy. Terima kasih."
"Ah, tidak. Biasa saja,"
"Tasku! Aku lupa!" Shanna menyela, lalu panik. "Pasti sudah tenggelam.. Oh.. Tidak..."
"Maksudmu ini? Jellicent, kemarilah..." seperti hantu, tiba-tiba muncullah Jellicent milik Kavy yang membawa sebuah tas kecil di tangannya.
"Waaah! Tasku..." Shanna mengambil dan memeriksa tasnya. "Semua lengkap. Pokemon-pokemonku dan benda-benda lainnya masih ada. Terima kasih Jellicent. Terima kasih Kavy..."
"Kau bahkan tidak menyebut namaku? Kavy yang malah berterima kasih kepadaku," Axel berkata datar.
"Ah... Maafkan aku.. Hihi.. Terima kasih juga pria berkacamata! Haha.."
"Aku Axel! Sigh..."
Shanna dan Kavy tertawa.
***
"Pokemon Academy?!"
"Ya.."
"Tujuanku juga kesana.."
"Wah.. Aku ikut. Dari tadi aku tersesat,"
"Oke,"
"Yaaaaay! Kalau begitu ayo ke sana!"
Mereka bertigapun melangkahkan kainya ke tujuan mereka yang sama yaitu Pokemon Academy, akademi terbaik di seluruh Region Pokemon.
***